Kasih #1


              Sepotong roti dan segelas susu putih sudah siap diatas meja, Ya… Hellen harus memakannya kalau tidak maminya sudah siap dengan omelannya. Setelah beberapa menit Hellen pun menghabiskan sarapannya dan segera meninggalkan meja makan mencium kening maminya dan berlari masuk kedalam mobil. “Pagi non” Kata supirnya menyapa dengan ramah. “Pagi pak!” Jawan Hellen dengan semangat dan posisi nya yang berhormat.


            Pagi ini jam pertama di kelas B adalah pelajaran olahraga. Pak Teguh mengajak murid-muridnya pergi ke lapangan sepak bola di dekat sekolah. Diperjalanan Pak Teguh menyuruh anak-anak untuk berjalan dengan baris berdua-berdua. Beberapa saat kemudian anak-anak pun ribut untuk mencari pasangan masing-masing.  Hellen terlihat masih belum mempunyai pasangan sampai akhirnya, “Hellen sama aku yaa? Aku belum dapet temen nih.” Seorang gadis lucu bertanya kepadanya dengan senyum yang di hiasi dua buah lesung pipi. Hellen mengangguk sambil tersenyum dan berkata, “ayuuk.” Diperjalanan mereka melewati beberapa bangunan dan beberapa petak sawah yang sudah hijau.
            Setelah sampai di lapangan sepak bola, anak-anak bertebaran dan berteriak . "Ayo anak-anak buat barisan seperti tadi!” Ajak Pak Teguh kepada anak-anak. Beberapa saat Pak Teguh Berteriak-teriak dan tidak juga dihiraukan, guru olahraga itu pun marah dah membentak anak-anak yang serontak berlari kehadapan Pak Teguh dan berbaris rapi. Pak Teguh mulai menghitung anak-anak yang ada dihadapannya untuk memastikan bahwa anak-anak sudah berbaris semua di hadapannya, tapi dia kekurangan tiga orang anak. Dia pun bertanya kepada para muridnya, “Apakah ada yang tidak masuk?” “Tidak ada, pak!!” Kata anak-anak serempak.  “Baiklah, materi hari ini adalah lari estafel siapa yang pernah men… ” “Maaf pak kita telat” tiba-tiba dua orang gadis kecil datang dengan keadaan salah satu dari mereka penuh lumpur. “Hellen, Jannete! Dari mana aja kalian. Kenapa baju Hellen kotor sekali?!” Bentak Pak Teguh dengan nada panik. “Tadi Hellen jatuh ke sawah pak terus …” Kata-kata Gadis kecil itu pun terpotong oleh tawa anak-anak lain yang meledak. Hellen pun tertunduk dan beberapa saat kemudian air matanya menetes. "Eh Hellen jangan nangis." Kata gadis kecil itu. "Jannete pergi aja, nanti diketawain sama temen-temen loh!" Jawab Hellen yang masih tenggelam dalam tangisannya. "Engak Hellen! Jannete tetep sama Hellen kok. Hellen jangan nangis.". Ya itulah nama Gadis kecil berlesung pipi, Jannete. "Kalian semua diam!!" Bentak Pak Teguh kepada anak-anak yang tertawa itu dan semua anak menutup mulut dengan muka ketakutan. "Buat Hellen dan Jannete kalian duduk dulu saja di pinggir sana sambil ngelihat temen-temen kalian lari estafel." Jannete merangkul pundak Hellen sambil berjalan ke arah ujung lapangan dan duduk disana.
            Hellen yang masih terisak mengamati muka Jannete yang tersenyum melihat teman-temannya berlari estafet. "Jannete Makasih ya udah bantu aku!" kata Hellen dengan nada Tegas yang berakhir dengan tawa karna wajah kaget dari Jannete. Mereka pun tertawa, dan pada akhirnya "Kembali kasih Len." Kata Jannete tersenyum dengan dihiasi dua lesung pipinya. "Aku bakal bales kebaikan kamu Jannete" Kata Hellen dalam hati dengan senyum yang mengembang. Jannete mengamatinya. "Kenapa Len?" Kata Jannete. "Ada kucing terbang tadi, terus aku kaget. Hahhaha!" Merekapun tertawa bersama.

********

Comments

Popular posts from this blog

Audition - It Rains on a Moving Train

Kelas 9

Drama Serial: Shut Up Flower Boy Band